Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) jenjang SMK Provinsi Bali

Salah satu kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah provinsi Bali khususnya Dinas Pendidikan yaitu melaksanakan Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) jenjang SMK Tingkat Provinsi. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang sangat bergengsi dikalangan SMK.

Bergngsi karena lomba semacam ini dapat mengantarkan siswa untuk ikut lomba ke tingkat Nasional. Hal ini terwujud karena adanya Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tetang

Penguatan Pendidikan Karakter; yang meliputi nilai – nilai religius, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras , kreatif, mandiri, demokratis, rasa igin tahu, semangat kebangsaan, cinta terhadap tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan bertanggung jawab.

Kegiatan FLS2N tahun ini pelaksanaannya mulai tanggal 5 – 7 juni 2018, dan pelaksanaan lomba Tari Tradisional dilaksanakan di SMK Negeri 5 Denpasar dengan jumlah peserta 5 grup :

  1. SMK Negeri 3 Sukawati
  2. SMK Negeri 5 Denpasar
  3. SMK Negeri 4 Bangli
  4. SMK Negeri 1 Sukasada
  5. SMK Negeri 1 Kuta Selatan

Dengan sisnopsis dari masing – masing peserta lomba sebagai berikut :

SENI TARI

  1. SMKN 4 BANGLI

ARCANA ING GURU

Karya ini terinspirasi dari salah seorang murid Walunateng Dirah yang sangat berbakti kepada gurunya bernama Ni Sumambang. Tanpa tahu benar ataupun salah sebagai wujud rasa bakti butanya, Ni Sumambang menghimpun kekuatan dan menegakkan barisan untuk memperdalam ilmu hitam yang pada prinsipnya ingin membalas dendam atas kemarian gurunya

 

  1. SMKN 1 KUTA SELATAN

BRAHMACARI SASANA

Brahmacari yang dikenal dengan istilah asewaka guru, merupakan jenjang pertama yang harus dilalui oleh umat manusia dalam kehidupannya, sebelum memasuki masa grahasta, wanaprasta dan sanyasin. Selama menjalani masa aguron -  guron, seorang murid harus mengikuti aturan ditempatnya menuntut ilmu, menjalani para – aparawidya, disiplin terhadap muridnya dengan pengetahuan kerohanian, kebajikan dan memiliki dedikasi yang toinggi terhadap muridnya.

Sebab untuk mengumpulkan air yang lebih banyak dari sungai, diperlukan wadah yang lebih besar, begitu halnya dengan pendidikan, untuk mendapatkan pengetahuan yang luas dari guru, murid hendaknya memiliki pikiran terbuka. Pikiran yang terbuka hanya didapat dengan cara dedikasi. Seorang murid yang memiliki dedikasi nterhadap gurunya, tentunya memiliki pemikiran yang baik untuk mengembangkan pengetahuannya.

Dituangkan secara apik tanpa mengurangi kesan estetika dalam paduan gerak dan penataan instrument yang tidak lepas dari sebuan penyajian karya klasik.

 

  1. SMKN 1 SUKASADA

JEMPIRING ANTAKA

Tari Jempiring Antaka adalah sebuah garapan tari tradisi kelompok dengan tema kepahlawanan yang diangkat dari sejarah masyarakat Desa Jagaraga Kabupaten Buleleng.

“Jempiring” adalah anama tokoh pejuang wanita yang dikenal dengan nama Jro Jempiring yang merupakan istri dari tokoh pejuang Patih Jelantik. “Antaka” berasal dari Bahasa Sanksekerta yang berarti gugur atau mati. Jadi Jmpiring Antaka adalah gugunya Jro Jempiring pada saat berjuang melawan penjajah Belanda.

Tariann ini berawal ndari diutusnya Jro Jempiring Oleh Patih Jelantik untuk memimpin rakyat melawan pasukan Belanda. Namun sebelum berperang para Srikandi menyempatkan diri untuk berjumpa dan bersenang – senang dengan kekasihnya. Akhirnya dengan semangat kepahlawanan Jro Jempiring memimpin pasukan wanita berjuang melawan Belanda. Namun sayang pasukanJro Jempiring mengalami kekalahan dengan gugunya poemimpin Srikandi tersebut.

 

  1. SMKN 5 DENPASAR

SATYANING GUMI

20 september 1906, saat bertahtanya I Gusti Gede Ngurah Made Agung sebagai Raja Badung, terjadi sebuah konspirasi yang dibuat oleh Pemerintah Kolonial Belanda, dengan utusannya yang bernama Frederick Albert Liefrinck bertujuan untuk menjatuhkan Kerajaan Badung dengan tuntutan ganti rugi kepada Raja Badung, atas penjarahan kapal Sri Komala sebesar 5.173 ringgit. Jika tidak mengindahkan tuntutan itu, Kolonial Belanda akan membuni hanguskan Kerajaan Badung. Karena setianya akan bumi pertiwi ini, sampai tetes darah penghabisan yang dikenal dengan sebutan “PUPUTAN BADUNG” dengan api semangat perjuangan serta berikrar “ SURA DIRA JAYANINGRAT, MATI TAN TUMUS PEJAH, BELAPATI MARING JAGAT SATYANING GUMI”.

 

  1. SMKN 3 SUKAWATI

RAKA MANIK WIJAYA

Legong Saba mengalami masa keemasan dibawah asuhan Agung Raka Saba. Dengan kekuatan oleh prana samara bayu agung, serta puja bhakti kepada Sang Hyang Taksu Legong, seniman Agung Raka Saba mampu melestarikan  kesenian Legong  bagaikan manic bersinar emas menyinari Puri dan Desa Saba.

 

SENI KARAWITAN

  1. SMKN 5 DENPASAR

GENTUH

Gentuh adalah suatu fenomena dimana air meluap begitu deras yang disebabkan oleh ulah manusia yang tidak bertanggung jawab. Karakter kuat dari fenomena Gentuh inilah yang menginspirasikan Si Penggarap mencoba mentransformasikannya ke dalam suatu karya music karawitan inovatif yang berbau kekinian dengan memasukan unsure – unsure musical sperti melodi, tempo, ritme, birama, harmoni, dan timbre yang sesuai dengan pijakan ide konsep yang telahn ditentukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.

 

  1. SMKN 3 SUKAWATI

LEBONGKAK

Lengeh, Sombong, Merkak

“De sombong, De Mesebeng Ririh, Care Katak dibeten Lebongkake”

Jangan sombong dan janganlah merasa dirimu hebat. Seperti katak dibawah tempurung.

Maka sebutan  mu adalah “LEBONGKAK”

 

  1. SMKNN 4 BANGLI

SONOINDUNG

Ibu

Ribuan kilo jalan yang engkau tempuh

Lewati rintangan untuk aku anakmu

Ibu ku sayang masih terus berjalan

Walau tapak kaki penuh darah penuh nanah

Sebuah kata yang diambil dari Bahasa Sunda, dimana sonoindung ini berarti ungkapan rasa rindu seorang anak terhadap kasih sayang seorang ibu, dengan teririsnya hatin penggarap terhadap sosok seorang ibu yang ditinggal merantau anaknya, member inspirasi yang kuat dalam pembentukan karya seni ini. Rindu, sayang, kangen, gelisah dan cinta, terungkap dalam rangkaian melodi – melodi berbaur menjadi satu dalam sonoindung yang dikemas terurai indah dengan perpaduan vocal, kekendangan, kotekan dan irama suling.

“Sonoindung” kasih sayang yang tak terlupakan

 

  1. SMKN 1 SUKASADA

SUNARI BAYU

Sunari Bayu adalah pelengkap suara, pada upacara agama Hindu di Bali dan berfungsi sebagai salah satu dari Panca Suara, yang terdiri dari suara Weda, Genta, Kekidungan, Gamelan dan salah satunya adalah Sunari dalam konteks pada garapan komposisi ini, menggambarkan tentang bagaimana indahnya suara sunari, yang menimbulkan suara pada saat melengkapi upacara yang sedang berlangsung. Sama halnya dalam kehidupan kita, untuk menempuh pendidikan disekolah maupun diluar sekolah, harus bias memutar cakra di dalam diri kita untuk terciptanya rasa saling memiliki, etika dan penuh rasa tanggung jawab untuk bias meraih apa yang dicita – citakan.

Dari inspirasi diatas tersebut, piñata mencoba menuangkannya ke dalam bentuk karya inovatif, yang memakai instrument gamelan slonding, suling dan kendang. Harmoni yang unik, tempo, melodi dan ritme akan tergambar jelas untuk menvisualisasikan sajian garapan musik karawitan Bali yang inovatif, namun tidak menghilangkan pakem karawitan Bali pada umumnya, yang akan mewakili rasa seperti halnya pada perputaran sunari diterpa angin.

Berputarnya tanpa henti mencapai kesempurnaan.