GURU TAMU “I MADE AGUS WARDANA,S.SN” BANGKITKAN SEMANGAT DI KARAWITAN

Setelah dua tahun lebih melewati pembelajaran daring, peserta didik  dan guru seni karawitan kembali bisa bernafas lega. Mereka akhirnya bisa meregangkan tangan dan jari-jemari untuk memainkan kembali gamelan yang merupakan  warisan kesenian adiluhung. Semangat pembelajaran peserta didik juga kembali tergugah dengan kehadiran guru tamu. Kedatangan guru tamu merupakan program rutin sekolah yang bertujuan untuk menambah ilmu dan pemahaman peserta didik  kelas XI sebelum  terjun ke dunia industri.

Guru tamu yang didatangkan adalah I Made Agus Wardana,S.Sn. Beliau adalah seniman kawakan yang sudah tidak asing lagi di dunia seni pertunjukkan. Tentunya peserta didik sangat beruntung bisa belajar dengan seniman yang memiliki nama panggung Bli Made Ciat atau Bli Gamut. Beliau dengan kreatif dan semangat menyampaikan meteri sambil  membawakan kisah  petualangan beliau saat di Eropa atau Benua Biru. Selama 23 tahun mengarungi Benua Biru dengan perahu Karawitan Bali, beliau banyak berbaur dengan orang-orang berdarah biru, hingga berhasil membawa Karawitan Bali memiliki nilai jual tinggi di kancah Eropa. Bli Made Ciat mengajarkan bahwa seseorang yang memiliki skill  dalam seni karawitan harus bisa berdarah dingin. Ini artinya seseorang harus mampu menyesuaikan suhu tubuh dengan lingkungan. Ini sama halnya dengan bunglon yang bisa menyatu dengan lingkungan di sekitarnya.

Dalam pembelajaran, Bapak  I Made Agus Wardana banyak menunjukan karya-karya  seninya. Salah satunya adalah Gamut. Seni  ini viral di media sosial dan kerap kali digunakan  oleh  para influencer. Gamelan mulut ini terinspirasi dari beatbox dan merupakan salah satu bentuk seni yang mengfokuskan diri dalam menghasilkan bunyi-bunyi ritmis, ketukan drum, instrumen musik, maupun tiruan dari bunyi-bunyian lainnya. Di samping itu, seniman yang sudah memiliki channel youtube ini juga mengajarkan cara memanfaatkan metaverse sebagai media publikasi karya seorang seniman.  Peserta didik sangat tertarik dengan materi pembelajaran yang disampaikan  dengan  sangat bervariatif ini. Hal ini sangat sejalan dengan penerapan kurikulum merdeka belajar di SMK Negeri 5 Denpasar. Proses pembelajaran berlangsung dua arah. Peserta didik mendapatkan refleksi, bebas bertanya tentang apa yang ingin mereka ketahui.